Sabtu, 12 Oktober 2013

[SYAIR] Kala Bersama Tak Lagi Indah

Lama tak bersua, kabar tak terngiang. Waktu hanyalah waktu, kenangan hanyalah abu. Terlalu lama hatiku menunggu. Sampai rindu enggan menyambut. Begitu lemahnya diriku, terbuai sumpah indahmu. Namun sumpah menjadi sampah yang lambat laun kian membusuk. Raga ini setia menunggu rupamu, namun harum tubuhmu pun tak kunjung tercium. Sampai kapan dirimu jauh? Atau dirimu telah bersama aku yang lain?
Kala bersama begitu indah, indah layaknya sang surya senja hendak kembali ke peraduan. Langit sore menyelimuti dan awan kalut saling bersenda gurau. Burung-burung melukis senyum. Sang kelelawar lapar mulai berburu. Cahaya dunia mulai meredup, menemani raga yang mulai rapuh.

Namun waktu mulai berkisah. Apa yang ada di ruang imajinasi mulai pudar. Layaknya lukisan tak berwarna. Itulah takdirku. Perpisahan membuatku meredup. Kala janji termakan waktu, kala waktu termakan takdir dan kala bersama tak lagi indah.

Datanglah kepadaku. Jujurlah padaku. Dan jangan pernah bersumpah untukku. Hingga aku tak kan pernah menanti hadirmu. 

Surat Cinta Pertama

Teruntuk kamu, wanita yang jauh di sana..

Terima kasih sudah menerimaku secara utuh dan apa adanya. Aku tak pernah menyangka, aku telah dirimu cintai sedemikian rupa. Aku bukanlah pangeran yang gagah dengan pedang dan kudanya. Aku bukanlah seorang pujangga yang selalu memiliki kata-kata romantis nan indah. Tapi aku tau, bahwa akulah laki-laki yang bisa membuat hidupmu menjadi penuh cerita.

"Jika aku adalah cerita, maka dirimu adalah waktu." Dirimu melengkapi setiap kepingan hidupku yang hilang, selalu tau apa yang aku rasa, dan selalu bisa membuatku kembali menemukan cara untuk tersenyum. Tapi, apakah aku sudah bisa melakukan hal itu untukmu?

Maaf dan maaf tak hentinya terlontar dariku sebagai pertanda tak sempurnanya diriku. Aku selalu mencoba untuk membuatmu tersenyum. Tapi malah terkadang membuatmu menangis. Pantaskah aku untukmu?

5 tahun yang lalu, aku menyatakan cintaku dihadapanmu. Jauh dari kata romantis. Tapi dirimu tau, aku tulus. Dan 
ketulusanku tak pernah pudar hingga saat ini. Hanya itu yang bisa diriku ini persembahkan untukmu.

Entahlah apa yang diriku tulis saat ini. Aku hanya ingin berterima kasih kepadamu. Terima kasih atas sandaranmu dikala aku hampir terjatuh, terima kasih atas nasihatmu dikala aku akan terbang dan terima kasih atas tatapan indah matamu yang menuntun langkahku menjauhi kegelapan. Terima kasih. Aku memang disini, tapi cintaku dapat mengalahkan ratusan kilometer jarak antara kita sekarang. 

Tertanda,

Aku, laki-laki kurusmu.