Jumat, 20 April 2012

Arti Menjadi Seorang Laziale




      Sepak bola merupakan olahraga yang paling digandrungi oleh orang sejagat bumi ini mulai dari dulu sampai sekarang. Bahkan di Inggris, sepak bola sudah disetarakan dengan kepercayaan (agama). Setiap orang di dunia ini pasti mempunyai klub jagoan yang selalu didukung baik langsung maupun hanya sebatas di depan televisi. Tapi yang membedakan antar pendukung sepak bola adalah seberapa cintanya mereka terhadap klub yang didukungnya.
      Bagi saya tidak ada yang lebih membanggakan untuk menjadi seorang penggemar sepak bola selain kita bisa mempertahankan kepercayaan kita terhadap klub lebih dari 10 tahun.
Terlebih apabila kita bukan merupakan pendukung asli klub tersebut (pendukung yang bukan berada di negara klub) dan lebih lagi jika klub yang didukung ternyata bukanlah klub yang sarat dengan prestasi dan publisitas.
      Ya, dan itu semua adalah Societa Sportivo Lazio (SS Lazio). Sebuah nama klub yang akan mengubah hidup saya untuk selamanya. Memang terdengar terlalu paradoks tapi itulah kenyataannya. Sejak memutusakan untuk menjadi Laziale sejak usia saya 10 tahun, saya harus menerima kenyataan dengan lapang dada bahwa Lazio sekarang bukanlah Lazio yang pernah saya kenal dahulu. Dahulu saya terlalu bangga dengan prestasi Lazio, namun seiring dengan bertambahnya usia, masalah prestasi (walaupun itupun juga penting) bukan menjadi suatu hal yang harus direbut setiap tahun. Saya menyadari bahwa yang terpenting untuk menjadi seorang pendukung klub sekelas Lazio adalah loyalitas dan kesetiaan. Tanpa adanya dua hal itu saya yakin maka akan semakin banyak orang yang berpindah klub.
      Apa yang saya dapat pelajari ialah bahwa semakin terpuruknya Lazio maka semakin dalam kecintaan saya terhadapnya. Dan perjuangan saya pun dari hari ke hari adalah bukan bagaimana Lazio harus menang, seri atau kalah tapi yaitu bagaimana saya harus tetap menumbuhkan semangat untuk menjadi Laziale, walaupun harus terpisah jarak puluhan ribu kilometer.
      Sehingga, saya berkesimpulan bahwa Laziale adalah berbeda bila dibandingkan dengan pendukung klub lainnya di Indonesia (terlebih pendukung klub besar), ketika mereka terus ingin memperjuangkan klub mereka untuk bisa berprestasi, kita Laziale terus memperjuangankan bagaimana rasa cinta ini berkembang ditengah keterbatasan klub yang kita cintai bersama. Oleh sebab itu pada akhirnya yang memisahkan kita dengan mereka adalah kerinduan akan klub bukan kerinduan akan prestasi.
Forza Lazio! Non Mollare Mai!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar