Senin, 24 September 2012

Hidup dan Mati Di Mataku

Hidup. Semua manusia pasti diberi kesempatan untuk hidup dari Sang Penciptanya. Meskipun kadang kala ada manusia yang hanya diberi kesempatan hidup sangat singkat. Beruntung menurutku bagi orang yang menjalankan kehidupan ini secara singkat. Tanpa perlu memahami dan menjalani semua misteri tentang hidup ini. Ya, hidup ini selalu diselimuti dengan setumpuk misteri yang harus kita pecahkan masing-masing. Misteri yang kadang kala membuat kita menyerah untuk memecahkannya. Entah itu misteri masa lalu, masa depan ataupun misteri yang saat ini ada dihadapan kita. Ada misteri yang mudah untuk kita pahami dan banyak juga misteri yang kadang kala membuat kita hanya bilang "itu kehendak Tuhan" karena misteri itu di luar sistem penalaran kita. 

Entah berapa lama dan berapa banyak kata yang harus kita habiskan untuk memahami arti dari misteri kehidupan ini. Yang jelas, itulah yang ada di dalam hidup kita selama kita dapat menghirup segarnya udara ini. Apa semua orang dapat melihat misteri kehidupan mereka masing-masing? Mereka dan Tuhan lah yang tau. Yang aku tau, manusia hanya hidup sesuai dengan sistem yang telah diatur entah oleh siapa. Lahir, anak-anak, remaja, dewasa, tua dan mati. Sampai saat ini belum ada yang mampu keluar dari sistem itu. Entah apa jadinya jika film "Benjamin Button" benar-benar ada. Itu akan merusak semua logika tentang kehidupan. Membuyarkan semua pemikiran manusia di dunia tentang siklus hidup. Bullshit semua..!! Tidak akan ada habisnya jika kita menelaah arti hidup ini satu-persatu. Bagaimana dengan Mati? Takutkah kalian dengan kematian? Sudah siapkah kalian untuk meninggalkan apa yang sudah kalian dapat di dunia ini? 
Mati..mati..dan mati. Tak pernah ada yang tau kapan ajal seseorang akan datang. Semua menerka-nerka tentang kematian. Satu hal yang sama menjadi misteri. Bagiku, kematian itu harus. Terserah Tuhan kapan aku akan dipanggil untuk menghadapnya. Bahkan aku sering membayangkan hari-hari di mana aku telah mati. Takut? Bukan kematian yang membuatku takut, tapi kesiapanku yang membuatku selalu ingin menghindari kematian. Aku belum siap. Aku belum siap meninggalkan kehidupanku. Masih banyak hal yang belum aku capai. Mimpiku masih jauh di atas anganku. Jauh untuk bisa aku gapai. Tapi apa dayaku jika Tuhan telah berkehendak? Diam dan hanya diam jika Tuhan telah berkehendak. Itu memang sudah takdirku.
Jika aku mati, bagaimana dengan orang yang kenal denganku? Apakah mereka bersedih? Apakah mereka tertawa? Atau apakah mereka acuh dan tanpa ekspresi melihat aku mati? Mungkin aku akan sedikit tersenyum jika kelak ketika aku mati, banyak orang yang merasa kehilangan diriku karena memang aku orang yang selalu mereka tunggu kehadirannya. Tapi, hal itu akan menambah bebanku untuk hidup tenang di alam kematian. Adakah cara mati dengan tenang, indah dan damai? Tidak ada menurutku. Karena mati itu bukan pilihan melainkan suatu masa yang harus kita hadapi. Yang ada hanyalah bagaimana kematian kita itu membuat orang lain tertunduk dan ingat bahwa mereka juga akan mengalaminya. Itu saja. Itu akan membuat kematian kita menjadi hidayah bagi orang lain. Tapi? Tidak akan selesai jika banyak tapi yang diungkapkan. Jalani saja. Siap dan harus siap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar